Thursday, March 9, 2023

Teori Klasik Ekonomi Internasional (MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL)

 BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Dari jaman dahulu sampai sekarang, perekonomian terus dan terus mengalami perubahan dan perkembangan. Diharapkan perkembangan itu menjadi lebih baik, namun dalam realitanya perkembangan ekonomi tidak bisa berjalan semulus yang diharapkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan perekonomian, hal tersebutlah yang kadang menjadi kendala dalam menciptakan perekonomian yang lebih bagus. Selain karena perekonomian sifatnya sangat mengglobal dan perekonomian satu daerah kedaerah lain maupun dari satu negara ke negara lain saling mempengaruhi maka tidak hanya satu atau dua negara saja yang memikirkan bagaimana cara mengembangkan perekonomian menuju arah yang lebih baik, bahkan seluruh dunia memikirkannya.  Berbicara masalah ekonomi, dari periode satu ke periode berikutnya perkembangan ekonomian senantiasa menjadi pokok pembicaraan yang menarik. Oleh karena itu munculah berbagai tokoh-tokoh ekonomi yang mengemukakan berbagai pendapat, dari generasi ke generasi munculah tokoh-tokoh ekonomi baru yang membawa pemikiran yang berbeda dengan tokoh-tokoh ekonomi generasi sebelumnya. Pemikiran tersebut biasanya merupakan penyempurnaan pemikiran tokoh sebelumnya atau pembenahan apabila ada pemikiran tokoh yang setelah diuji ada suatu kesalahan. Walaupun berbagai pemikiran bermunculan, namun pada dasarnya pemikiran-pemikiran tersebut merngharapkan adanya pengembangan perekonomian menuju yang lebih baik. Dan dari berbagai macam pemikiran dan teori-teori dari para tokoh inilah kita bisa mengambil suatu tindakan ekonomi yang tepat guna meningkatkan perekonomian. Sebelum kita bisa mengambil tindakan itu, timbul pertanyaan baru yaitu bagaimana awal dari teori-teori pengembangan ekonomi itu dan bagaimanakah proses perkembangan teori-teori itu?

Pemikiran kaum klasik telah membawa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil pemikiran kaum klasik telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian liberal. Dalam pemikiran kaum klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Peran pemerintah terbatas kepada masalah penegakan hukum, menjaga keamanan dan pembangunan infrastruktur. Pemikiran kaum klasik ini telah menginspirasi ”Washington Consensus”. Berdasarkan “Washington Consensus” peran pemerintah di dalam pembangunan lebih dititikberatkan kepada penertiban APBN, dan pemanfaatan/penggunaan kekuatan pasar. Menurut ”Washington Consensus” (terdiri dari 10 paket kebijakan ekonomi makro), peran pemerintah dalam pembangunan harus dibatasi dan berorientasi kepada pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Campur tangan pemerintah yang berkelebihan dalam perencanaan pembangunan dikhawatirkan menimbulkan “Government Failure”, seperti birokrasi yang berkelebihan, KKN, dan lain sebagainya. Membatasi APBN dapat mengurangi defisit, karena akan menimbulkan ketidakstabilan di dalam ekonomi. Pemanfaatan kekuatan pasar yaitu mengembangkan pasar yang efisien, bebas dari monopoli, oligopoli, dan eksternal disekonomis. Oleh karena itu kebijakan pemerintah harus bersifat “Market Friendly”.

Suku bunga dan Nilai tukar asing harus ditentukan oleh pasar. Harga yang dibentuk pasar dianggap sebagai harga yang sebenarnya. Pasar dianggap lebih efisien daripada pemerintah yang menggarap sektor perekonomian, sehingga perekonomian akan lebih optimal. Perdagangan luar negeri akan menghasilkan gains from trade, aliran FDI yang lebih bebas akan merangsang investor luar negeri untuk menginvestasikan dananya, privatisasi dari BUMN dianggap akan mengefisiensikan perekonomian. Oleh karena itu peran dari pemerintah adalah melakukan deregulasi. Di sini pemerintah ditekankan untuk melindungi property rights.

IMF (International Monetary Funds) dan Bank Dunia yang menganut paham liberal mencoba mengimplementasikan “Washington Consensus” dengan cara menggunakan bargaining power mereka kepada pemerintahan Indonesia. Pemerintah Indonesia pada tanggal 12 Okt 2006 secara efektif telah melunasi seluruh pinjaman kepada IMF di bawah skim Extended Fund Facility. Pelunasan sebesar SDR 2.153.915.825, atau ekuivalen dengan US$ 3,181,742,918 (USD/SDR = 1,47719) merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010. Dengan lunasnya pinjaman kepada IMF ini berakibat pada hilangnya kekuatan IMF untuk memaksakan ”Washington Consensus” kepada Indonesia. Dengan pelunasan hutang kepada IMF Indonesia sudah tidak berkewajiban lagi mengikuti post program monitoring (PPM) dan Indonesia sama dengan anggota IMF lainnya, yang kondisi ekonomi makronya dalam keadaan baikTidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi semakin terdorong oleh karena buah pemikiran kaum klasik. Perdagangan bebas yang telah diperjuangakan oleh para tokoh klasik mencoba mendobrak tembok proteksionisme ala merkantilisme. Globalisasi membuat batas negara menjadi semakin semu dan pasar menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya. Di lain pihak negara yang tidak siap dalam menghadapi persaingan di pasar global akan semakin terpuruk. Terlepas dari sisi positif dan negatif dari globalisasi, di sini mau tidak mau setiap negara harus mempersiapkan diri untuk memiliki keunggulan bersaing.

Pada dasarnya teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan teori modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh serta teori klasik membicarakan konsep koordinasi,skalar,dan vertikal sedangkan teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi, dan banyak variabel yang di pertimbangkan.

  • Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

  1. Untuk memahami lebih dalam arti Teori Klasik.
  2. Memenuhi Tugas Ekonomi Internasional.
  • Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka penulis dapat membahas dari:

  1. Pengertian Aliran Klasik ?
  2. Pendapat Tokoh Teori Aliran Klasik ?
  3. Teori Karl Marx ?
  4. Teori Schumpeter ?
  5. Analisis Post-Keynesian ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

  • ALIRAN KLASIK

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut alairan klasik ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan.

Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong perkembangan investasi dan investasi (pembentukan capital ) akan menambah volume persediaan capital ( capital stock ). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah barang yang beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing return).

Pendapat para tokoh teori aliran klasik antara lain :

 

  1. Adam Smith (1723-1790)

Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi Diperlukan adanya spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi spesialisasi (devition of labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan Internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.

Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan olh tingkat Investasi G=f (I).

Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut:

  1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang

Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.

  1. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi

Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.

Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.

Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna_ yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai penukaran yang sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh ajaran nilai subyektif.

Masngudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

  1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig negara.
  2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk.
  3. Bahwa labor productivity berbeda-beda.
  4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut.

 

  1. David Ricardo (1772-1823)

Seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo (1772-1823) juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo (1772-1823) mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:

  1. Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan ”teori biaya reproduksi.”
  2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo (1772-1823) menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikarakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.

Tiga golongan masyarakat menurut David Ricardo dalam masyarakat ekonomi antara lain:

  1. Golongan Kapitalis

Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan penting karena golongan ini selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi capital sehingga pendapatan nasional naik.

  1. Golongan buruh

Adalah golongan yang pada umumnya bergantung pada golongan kapitalis, dan golongan ini merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat

  1. Golongan Tuan Tanah

Golongan yang hanya menerima sewa dari golongan kapitalis atas areal tanah yang disewakan. Golongan tuan tanah ini mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang di sewakan. David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.

Jadi, pandapatan nasional dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan penggolongan masyarakat diatas yaitu, upah, sewa dan keuntungan.

Kelemahan dari teori David Ricardo:

  1. Tidak dimasukkan adanya perkembangan teknologi
  2. Tidak dimasukkan adanya factor substitusi

Jadi, pada teori ini hanya mementingkan peranan sector pertanian dimana tanah merupakan fakto pembatas bagi distribution of income hal ini lebih cocok ada pada Negara yang sedang berkembang.

 

  1. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.

Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

 

  1. Thomas Robert Malthus

Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibaringi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.

Menurut Thomas Robert Malthus, perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, disamping itu adanya perkembangan ekonomi dapat diharapkan bila terdapat tabungan yang digunakan untuk investasi. Sedangkan menurut J.B.Say berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand yang artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

Jadi kesimpulannya, bahwa tabungan disamping sebagai pendorong bagi perkembangan ekonomi yaitu sebagai sumber capital, juga dapat sebagai penghambat perkembangan bagi perkembangan ekonomi karena hal ini dapat memperkecil jumlah permintaan efektif.

  1. Dalam bukunya Conditioning and Instrumental Learning (1967), Walker mengemukakan arti sbelajar dengan kata-kata yang singkat yakni belajar merupakan perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman.
  1. T. Morgan dalam Introduction to Phsycology (1961), merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relativ menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
  2. Dalam Educational Phsycology : a Realistic Approach (1977), Good&Boophy mendefinisikan belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat internal, proses yang tidak bisa dilihat dengan nyata yang terjadi dalam diri individu dalam usaha memperoleh hubungan baru yang berupa antar perangsang, antar reaksi maupun antar perangsang dan reaksi.
  1. Crow & Crow (1958) menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan, dan sikap dan dapat memuaskan minat individu untuk mencapai tujuan.
  1. Hintzman (1978) menjelasakan belajar ialah perubahan yang terjadi pada organisme disebabkan pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
  1. Effendi & Praja (1993) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, merupakan proses, kegiatan dan bukan tujuan.
  1. Atkinson mendefinisikan belajar sebagai perubahanyang relative permanent pada perilaku yang terjadi akibat latihan.
  1. Hilgard & Bower dalam Theories of Learning, seperti dikutip Purwanto (1998), mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu dan perubahan tinbgkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang.

Berdasarkan beberapa rumusan definisi menurut para ahli tersebut diatas, dapat diperjelas bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakuakan seseorang untuk memperoleh perubahan, baik perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan).

Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini:

  1. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
  2. Tidak ada perubahan teknologi.
  3. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
  4. Ongkos produksi dianggap konstan.
  5. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
  6. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara.
  7. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
  8. Distribusi pendapatan tidak berubah.
  9. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.

 

 

  • TEORI KARL MARX
    • Sejarah perkembangan masyarakat

Dalam teorinya beliau membagi 5 tahap perkembangan masyarakat:

  1. Masyarakat primitive communal

Tahap ini masyarakat masih menggunakan alat yang sifatnya masih sederhana dan bukan milik perorangan tapi milik bersama (communal). Dalam masyarkat ini tidak ada surplus produksi karena orang-orang membuat sendiri barang kebutuhannya. tetapi semakin lama, orang sedikit demi sedikit mengetahui alat-alat produksi yang lebih baik. Perbaikan dalam alat-alat produksi menyebabkan adanya perubahan-perubahan sosial dan kemudian terjadi pembagian kerja dalam produksi.

  1. Masyarakat Perbudakan (slavery)

Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat produksi dengan orang-orang yang hanya bekerja merupakan dasar terbentuknya masyarakat perbudakan. Dengan cara kerja seperti ini keuntungan pemilik alat produksi akan semakin besar karena budak hanya diberi upah yang sangat rendah namun lama-kelamaan para budak semakin sadar sehingga terjadi perselisihan antar kedua kelompok masyarakat.

  1. Masyarakat feudal

Karena adanya pertentangan tersebut terbentuklah masyarakat feudal dimana kaum bangsawan memiliki alat produksi yang paling utama yaitu tanah.

Hubungan produksi dan system feudal ini akan mengubah cara kehidupan social, sehingga ada dua golongan kelas yaitu kelas feudal yang terdiri dari tuan tanah yang lebih berkuasa dalam hubungan social dan kelas buruh.

Kepentingan kedua kelas ini berbeda-beda. Kelas feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Kelas buruh yang memiliki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya tarif dan rintangan lainnya dalam perdagangan yang diciptakan kaum feodal.

  1. Masyarakat capital

Hubungan produksi dalam system kapitalis didasarkan pada pemilikan individu, masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Hubungan produksi ini memungkinkan perkembangan yang sangat pesat akan alat produksi karena adanya keuntungan yang besar.

Kelas kapitalis dan buruh memiliki kepentingan yang saling bertentangan sehingga perbedaan kepentingan ini makin lama makin menjadi yang akhirnya timbul perjuangan kelas sehingga terbentuk masyarakat baru yang mana terdapat pemilikan yang bersifat social terhadap alat produksi. Hal ini merupakan unsur penting dalam masyarakat kapitalis.

  1. Masyarakat sosialis

Dalam masyarakat ini kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik social(social ownership).

Hubungan produksi merupakan kerjasama dan saling membantu diantara buruh bebas dari unsure eksploitasi sehingga dalam masyarakat sosialis ini tidak ada lagi kelas-kelas masyarakat.

 

  • Runtuhnya system kapitalis

Mengenai perkembangan sitem kapitalis, Karl Mark bersifat pesimis, karena kaptalisme tidak saja akan mengalami stagnasi tetapi juga akan mengalami keruntuhan yang disebabkan karma perkembangan kapitalisme itu sendiri. Mark mengemukakan pendapatnya atas adanya hukum gerak yaitu:

  1. Konsentrasi

Dalam masyarakat kapitalis di mana persaingan bebas menjadi cara bekerja, maka sudah tentu perusahaan-perusahaan yang kuat yang dapat bertahan dan perusahaan kecil akan bangkrut. Hal ini terjadi karena perusahaan yang satu menggabung dengan perusahaan yang lain supaya tidak bangktur. Dengan demikian terjadilah pemusatan-pemusatan (konsentrasi) perusahaan menjadi perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya makin sedikit.

  1. Akumulasi

Perusahaan-perusahaan yang sudah menggabung akan bertambah besar, sehingga mempunyai kedudukan monopoli. Oleh karena itu kekayaannya akan semakin menumpuk (berakumulasi),maka perbedaan antara si kaya dan si miskin semakin besar.

  1. Kesengsaraan

Adanya persaingan menyebabkan perusahaan kecil bangkrut, sehingga penawaran buruh menjadi besar. Karena penawaran buruh semakin banyak maka upah dapat ditekan dan para buruh masih dapat didesak oleh kaum kapitalis. Akibatnya kemelaratan menjadi semakin besar.

  1. Krisis

Karena upah kerja dapat ditekan akibat semakin besarnya penawaran buruh, maka produktifitas dapat meningkat dan keuntungan semakin besar. Tetapi hal itu tidak akan berlangsung lama. Daya beli masyarakat semakin berkurang karena pendapatan buruh semakin berkurang, sehinngga terjadilah kelebihan produksi atas konsumsi (over production). Harga barang-barang merosot dan produksi terpaksa ditahan. Akhirnya pabrik-pabrik banyak yang titup dan terjadilah krisis.

 

  • Proses perkembangan ekonomi

Analisis mengenai proses perkembangan ekonomi pada pokoknya yang memegang peranan adalah adanya nilai tambah ( surplus value ). Jadi, ada nilai lebih perekonomian akan berkembang, maka perkembangan ekonomi disebabkan karena keadaan perekonomian mampu menghasilkan nilai yang lebih tinggi diatas nilai tenaga kerja, nilai bahan dasar, dan bahan produksi.

 

  • ALIRAN NEO KLASIK

Aliran neo klasik mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saat ini dan yang akan datang. Pembicaraan mengenai tigkat bunga akhirnya sampai masalah akumulasi capital. Pada bidang ini kaum neo klasik banyak menyumbangkan pendapat terhadap teori perkembangan. Pendapat neo klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

  1. Akumulasi capital

Menurut neo klasik tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingkat tingginya tabungan. Pada tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menetukan tingginya tingkat investasi. Mengenai pembentukan capital adalah penting untuk perkembangan ekonomi. Karena, investasi yang bertambah maka tingkat bunga naik yang selanjutnya akan menaikkan jumlah tabungan.

  1. Perkembangan sebagai proses gradual

Marshall yang merupakan tokoh neo klasik mengatakan bahwa dengan tidak mengurangi pentingnya penemuan-penemuan, baik investasi maupun penggunaan teknik baru merupakan proses yang gradual dan terus-menerus.

  1. Perkembangan sebagai proses yang harmonis dan komulatif

Maksudnya proses perkembangan yang meliputi berbagai faktor yang faktor-faktor itu tumbuh secara bersama-sama, yaitu bila ada teknik produksi yang baru akan menaikkan produksi total atau menaikkan pendapatan total.

Selanjutnya di butuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga terjadi kenaikan permintaan.

Harmonisnya perkembangan itu karena adanya:

  1. Internal economies

Timbul karena adanya kenaikan skala produksi yang terkandung pada sumber-sumber dan efisiensi dari pengusaha sendiri yang merupakan hasil dari adanya mesin-mesin yang lebih baru dan spesialisasi yang lebih jauh dan lebih luas dan managemen yang lebih baik.

  1. Eksternal economies

Bergantung pada perkembangan industri, pada umumnya menyediakan kebutuhan antara industri itu sendiri

  1. Optimis terhadap perkembangan ekonomi

Neo klasik berpendapat dan yakin dengan kemajuan-kemajuan teknik dan perbaikan-perbaikan dalam kualitas buruh cenderung meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi sehingga permintaan masyarakat akan meningkat dan seterusnya. Bagi neo klasik hal yang penting untuk pertumbuhan ekonomi iala kemauan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan maka kemajuan teknologi yang baru belum dapat dipergunakan.

  1. Aspek internasional perkembangan ekonomi

Suatu Negara pada umumnya dapat mengalami lima tingkat perkembangan ekonomi yaitu:

  1. Mula-mula Negara meminjam modal/capital. Negara itu merupakan Negara peminjam yang masih muda atau immature dan debitor.
  2. Setelah dapat menghasilkan dengan capital tesebut dapat membayar bunga dan deviden atas pinjam.
  3. Setelah penghasilan Negara meningkat terus, seagian di gunakan unuk melunasi hutangnya dan sebagian dipinjamkan ke Negara lain yang membutuhkan.
  4. Tingka ke empat, Negara tersebut sudah dapat menerima deviden dan bunga, sehingga terjadi surplus, dan piutangnya semakin besar . Negara ini sudah pada tingkat kreditur yang belum mapan atau immatured creditor.
  5. Akhirnya negara tersebut hanya menerima bunga dan deviden saja dari negara lain. Negara itu sekarang sudah pada tingkat kreditur yang sudah mapan (matured creditor).

Pertambahan tenaga kerja konstan, sedang pertumbuhan kapital bukan merupakan akibat dari keputusan investasi, tetapi merupakan fungsi dari tabungan dikurangi deprisiasi.

K= f(S-D)

Jadi Teori neo klasik melihat pentingnya harga relative dari factor produksi dan produktifitas, ini mempengaruhi pembandingan input dalam proses produksi

Komentar Nicolas Kaldor tentang teori neo klasik

“Kaldor keberatan terhadap mekanisme yang otomatis karena adanya kekakuan atau (regiditi) untuk berubah di dalam teknologi yang melekat pada kapital “

  • TEORI SCHUMPETER
  1. Jalannya perkembangan ekonomi

Menurut Schumpeter perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus.

Kunci dari teori Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan dari ekonomi factor terpenting ialah entrepreneur. Kenaikan [roduksi nasional itu tidak gradual dan tidak continue disebabkan inovasi, hal ini juga tidak teratur terjadinya.

Penemuan (discovery): menemukan suatu hal yang sudah ada tetapi belum diketahui sebelumnya.

Invention( invensi)      : penemuan akal guna menggunakan baru itu.

Inovasi ( invention)     : menurut Schumpeter pengertian inovasi dapat meliputi 5 hal yaitu:

  1. mengenalkan barang baru atau barang yang berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen.
  2. Mengenal metode  produksi yang baru
  3. Pembukaan pasar baru bagi perusahaan
  4. Penemuan sumber ekonomi yang baru
  5. Menjalankan organisasi baru dalam industri.

Jadi kesimpulannya, teori perkembangan Schumpeter menitik beratkan pada entrepenaur yang memimpin perkembangan ekonomi, sepanjang berlakunya kapitalis.Sedangkan Entrepenaurship adalah orang yang dapat melihat adanya kesempatan untuk memperkenalkan teknik baru, produksi baru, organisasi baru yang lebih baik sehingga mampu memperkenalan perkembangan “new resources”.

Untuk menjadikan innovation dan discovery mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan ekonomi diperlukan orang yang mempunyai kecakapan yang dapat mengembangkan aspek ekonomi (orangnya disebut “create innovating entrepenaur”)

  1. Runtuhnya sistem kapitalis
    1. Usangnya fungsi wiraswasta
    2. Runtuhnya rangka kehyidupan masyarakat kapitalis
    3. Runtuhnya golongan-golongan politikus

Dalil-dalil schumeter dalam teori ekonomi pembangunan:

  1. 0 = f (L.K.Q.T)

Total output adalah merupakan kerjasama dari keempat factor produksi tersebut , aitu: L.K.Q.T

  1. S = F.S(W..R.r)

Saving bergantung pada besar kecilnya wages = upah provit dan tingkat bunga. Hal ini di tentang oleh Karl Marx, menurt pendapatnya , S ditentukan oleh distribution of income (spembagian pendapatan masyarakat).

  1. I = (Ia + Ii)

Investasi bergantung pada Ia ( Autonomous Investment), Ii (Induced Iivestment)

  1. Autonomous Investment adalah merupakan tambahan O.
  2. Induced Ivesment adalah merupakan tambahan investasi sebagai akibat dari tambahan effective demand ( ermintaan yang evektive)

Jadi , pada hakekatnya investasi terdiri ata 2 komponen yaitu :

  1. Autonomous investment
  2. Induced investment
  3. Induced Investment bergantung pada provit dan rate of interest Ii =Ii (R,r)
  4. Autonomous investment bergantung pada penemuan sumber – sumber baru dan technical progress

Ia = Ia (K.T)

 

  • ANALISIS POST-KEYNESIAN

Ahli-ahli post-keynesian ialah mereka yang mencoba untuk merumuskan perluasan teori keynes. Teory keynes itu terbatas pada analisis jangka pendek. Untuk analisisnya keynes mennggunakan anggapan-anggapan berdasar atas keadaan waktu sekarang. Misalnya mengenai tingkat teknik, tenaga kerja, selera, dianalisis dengan tidak memperhatikan keadaan jangka panjang. Sedangkan analisis post-keynes memperhatikan keadaan jangka panjangnya.

Dalam analisis ini persoalan yang penting adalah sebagai berikut:

  • Syarat apakah yang diperlukan ntuk mempertahankan perkembangan yang mantap (Steady growth) dari pendapatan pada tingkat full employment income tanpa mengalami deflasi ataupun inflasi.
  • Apakah pendapatan benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan yang lama atau inflasi yang terus-menerus.

Jadi apabilah jumlah penduduk bertambah maka pendapatan rill perkapitah akan berkurang kecuali bila pendapat rill juga bertambah.

  1. Analisis Harrod dan Domor Mengenai Pertumbuhan yang mantap (Steady Growth)

Harrod dan Damor menekankan pentingnya peranan akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan. Jadi akumulasi kapital itu mempunyai peranan ganda yaitu menimbulkan mendapat dan disamping itu juga menaikan kapasitas produksi dengan cara memperbesar jumlah kapital. Maka pertumbuhan alat-alat kapital baru mempunyai beberapa akibat:

  1. Kapital yang baru akan tetap belum dapat digunakan, sebab bila digunakan tidak memberikan hasil karena pendapatan tetap.
  2. Kapital baru itu akan digunakan dengan pengorbanan dari kapital yang telah ada sebelumnya.
  3. Kapital yang baru akan menggantikan tenaga kerja.

Jadi pembentukan kapital bila tidak dibarengi dengan kenaikan pendapatan yang sudah ada akan membuat kapital dan tenaga menganggur.

  1. Teori Evsey D. Domor

Karena investasi menaikan kapasitas produksi dan juga menaikan pendapatan maka tingkat kenaikan investasi dipertahankan agar supaya kenaikan pendapatan sama dengan kenaikan kapasitas produksi sehingga pengerjaan penuh dipertahankan.

Angapan-anggapan yang dipakai untuk teorinya

  1. Perekonomian sudah ada dalam tingkat pengerjaan penuh (Full Employment incoml).
  2. Tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri.
  3. Tidak ada keterlambatan penyesuaan (Log of Adjustmen) atau ada penyesuaan yang cepat.
  4. Hasrat menabung marjinal (Marginal Propensity to Save) dan hasrat menabung rata-rata (Average Propensity to Save) sama.
  5. Marginal (Marginal Propensity to Save) dan capital coefficient (Perbandingan antara capital dan Output) adalah tetap.

Jadi perekonomian menghadapi suatu persoalan; bila tidak cukup investasi hari ini, maka pengangguran akan terjadi sekarang. Tetapi bila ada investasi hari ini, maka besok pagi dibutuhkan investasi yang lebih banyak dari hari ini untuk menaikkan permintaan sehingga kapasitas produksi yang bertambah dapat digunakan dan kapasitas mengannggur yang berlebihan dapat dihindari besok pagi. Sebab bila permintaan tidak dicukupi maka kapasitas menganggur yang berlebihan akan menyebabkan turunnya investasi dan akan terjadi depresi hari lusa.

  1. Teori Harrod

Harrod juga menyelidiki keadaan-keadaan untuk perkembangan ekonomi yang terus menerus, dan menunjukkan cara yang mungkin dapat ditempuh untuk mencapai perkembangan ekonomi itu. Ia memulai dengan mengatakan bahwa tabungan sama dengan investasi.

Harrod beranggapan bahwa tabungan yang diharapkan itu selalu terjadi, sehingga perbedaan anatara tabungan yang diharapkan dengan investasi yang diharapkan itu akan berupa investasi yang belum diharapkan (unintended investment). Ini berarti persediaan (inventory) menumpuk apabila tabungan yang diharapkan melebihi investasi yang diharapkan. Model Harrod ini dapat dinyatakan sesuai dengan modelnya domar. Kedua model itu menunjukkan bahwa untuk mempertahankan pengerjaan penuh, tabungan yang diharapkan dari pendapatan pada tingkat pengerjaan penuh harus diimbangi dengan jumlah infestasi yang diharapkan, yang sama besarnya dengan tabungan yang diharapkan.

Ikhtisar analisa Harrod dan Domar (roy Harrod dan Evsey Domar)

  1. Investasi adalah pusat dari persoalan pertumbuhan yang mantap sebab proses investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan menaikkan kapasitas produksi dalam perekonomian.
  2. Naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan out-put yang lebih banyak.
  3. Laju pertumbuhan yang sebenarnya (actual rate of growth) dapat berbeda dengan laju pertumbuhan yang mantap (waranted rate of growth).

Bila laju pertumbuhan yang sebenarnya lebih besar daripada laju pertumbuhan yang mantap akan cenderung terjadi inflasi. Sebaliknya bila laju pertumbuhan sebenarnya lebih kecil dari pada laju peertumbuhan mantap akan cenderung terjadi deflasi.

  1. Kelemahan teori Harrod-Domar

Teori ini berdasarkan pada anggapan yang sukar. Faktor-faktor penting seperti hasrat menabung dan ratio kapital dan output dianggap tetap, sedangkan pada kenyataannya faktor-faktor tersebut berubah syarat-syarat yang dibutuhkan, untuk adanya pertumbuhan yang mantap.

  1. Teori Stagnasi Sekuler (Secular Stagnation)

Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan kapitalis yang telah masuk dimana tabungan bersih pada pengerjaan penuh cenderung bertambah. Investasi bersih pada pengerjaan penuh cenderung menurun.

Permintaan total tertinggal dibanding penawaran total sebab stagnasi dirumuskan dalam 3 golongan:

  1. Menitik beratkan pada faktor-faktor eksogen, seperti tegnologi, perkembangan penduduk, pembukaan dan perkembangan daerah baru.
  2. Menitik beratkan pada perubahan-perubahan dasar dalam lembaga-lembaga sosial, seperti meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan dan perkembangan dalam organisasi buruh.
  3. Menitik beratkan pada faktor-faktor endogen, seperti perkembangan persaingan dan konsentrasi industry.

Sebab-sebab Stagnasi (menurut A. Hansen)

  1. Faktor eksogen, menyatakan bahwa perkembangan yang cepat dari penduduk, pembukuan daerah baru dan kemajuan tegnologi akan mendorong investasi dan menaikkan pendapatan. Sebaliknya pendapatan berkurang akan mengalami pengangguran.
  2. Perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga social

Perubahan-perubahan lembaga-lembaga sosial dan faktor-faktor endogen dalam perkembangan kapitalis dapat membantu teori stagnasi itu.

  1. Peranan faktor endogen

Pandangan  ke tiga dari stagnasi ini menunjukkan pada perubahan struktural dalam faktor-faktor endogen yang mengembangkan monopoli dan oligopoli. Domar menekankan bahwa monopoli dapat menghambat investasi dengan dihalang-halangi penerapan investasi yang baru. Selanjutnya, inovasi menyebabkan hilangnya kepentingan-kepentingan yang telah ada.

Berdasarkan kelemahan teori Harrod dan Domar, mengundang para ekjonom untuk lebih menyempurnakan dengan memasukkan variabel lain yaitu unsur-unsur faktor produksi. Dimana dikemukakan oleh Neo Klasik, yaitu:

  • Jika perkembangan tenaga kerja lebih cepat dari pada kapital, maka akan terjadi upah akan turun relatif terhadap suku bunga.
  • Jika kapital lebih besar daripada tenaga kerja, maka upah relatif lebih tnggi daripada tngkat bunga.

BAB III

PENUTUP

 

  • Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya

No comments:

Post a Comment

MANAGEMEN PEMASARAM BANK

  BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Lembaga keuangan perbankkan dalam kinerja untuk kesuksesan baik manajemen maupun operasiona...