BAB I. PENDAHULUAN
- 1. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi tuntutan pertanggungjawaban keuangan daerah khususnya PP 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan PP 108 tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah, telah disiapkan Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang terdiri atas 5 (lima) buku yang disusun oleh Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah (SK Menteri Keuangan No. 355/KMK.07/2001 tanggal 25 Juli 2001). Pedoman SAKD tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi Pemda dalam menetapkan sistem akuntansi yang akan diimplementasikan di daerah masing-masing. Untuk mengimplementasikan sistem ini diperlukan sumber daya manusia yang mengerti akuntansi dan mampu mengoperasikan sistem akuntansi. Berhubung sampai dengan saat ini Pemda belum pernah mengoperasikan sistem akuntansi “double entry” dan pada umumnya SDM Pemda yang memiliki pengetahuan atau latar belakang pendidikan akuntansi juga masih sedikit maka diperlukan pelatihan akuntansi bagi pegawai pemda. Walaupun dibeberapa daerah tertentu tidak dipungkiri telah memiliki SDM yang berlatar belakang akuntansi cukup memadai, namun pada umumnya masih banyak daerah-daerah yang belum memiliki SDM akuntansi yang memadai. Oleh karena itu, modul dasar-dasar akuntansi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan Pemda agar SDM yang bertugas di unit akuntansi memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang dasar-dasar akuntansi yang akan memudahkan mereka dalam mempelajari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD).
- 2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) :
Peserta pelatihan memahami tentang Akuntansi Manajemen dan Keuangan
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) :
Melalui modul ini diharapkan para peserta pelatihan dapat :
- Memahami akuntansi keuangan dan manajemen, tujuan dan manfaatnya.
- Mengetahui definisi Akuntansi Keuangan dan Manajemen
- Memahami sejarah Akuntansi Manajemen
BAB II. PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN MANAJEMEN
1. Definisi Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Adapun tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini adalah mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi dan merekayasa sistem akuntansi manajemen yang cocok dengan kondisi operasi dan strategi organisasi.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan diIndonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsi Akuntansi Indonesia tahun 1984. (Wikipedia)
2. Sejarah Akuntansi Manajemen
Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai berkonsentrasi dalam pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. Para manajer dan insinyur pada perusahaan metal telah mengembangkan prosedur untuk menghitung relevant product cost yang disebut scientific management. Prosedur ini digunakan untuk menganalisis produktivitas dan laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka setelah tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi perusahaan.
Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada informasi yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana, sejenis dengan perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).
Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan.
Johnson dan Kaplan menuliskannya dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting”. Buku yang cukup layak baca untuk memahami tentang akuntansi manajemen.
BAB III. KRISIS DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN
Bob Eiler dan Tom Cucuzza
Selama beberapa bulan lalu, profesi akuntansi mengalami peristiwa dan perubahan besar, yang kebanyakan hanya berfokus pada kinerja dan isu akuntansi keuangan ( seperti aturan-aturan akuntansi keuangan yang kompleks, aspek etis dalam profesi dan sebagainya). Sedangkan dalam jurnal yang kami ambil berargumen bahwa krisis dalam akuntansi manajemen sama besar dengan krisis dalam akuntansi keuangan. Maka dapat disimpulkan dengan kaitannya krisis yang terjadi pada akuntansi manajemen adalah :
1. Dari Faktor Penggunanya
Dalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan
kepada pengguna internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan
internal perusahaan dan tidak mengikuti perluasan ekonomi perusahaan,
terutama pada bagian eksternal dari bisnis yang terdiri dari persediaan,
joint venture, dan tujuan khusus perusahaan yang lain. Seiring dengan
tuntutan global lebih diperhatikan focus pada kemampuan akuntansi
manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi secara internal dan eksternal
bidang-bidang dalam perusahaan guna mengoptimalisasikan keputusan yang
akan diambil oleh pihak eksternal. Pihak-pihak tersebut adalah :
1. Pihak internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.
Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang
tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar.
Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk
memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau
tidak.
2. Pihak eksternal
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan
apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor
akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan
modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan
membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh
mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham
akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika
perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada
pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan
keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan
mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank,
berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana
jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan
memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang
mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu
organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan
publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
2. Dari Faktor Pembatasan Pada Masukan Dan Proses
Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC
dan FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus di dikuti untuk
laporan keuangan.masukan dan prosess dari akuntansi keuangan harus jelas
dan terbatas. Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi
kualifikasi sebagai masukan dan proses, harus mengikuti metode yang di
terima oleh umum. Tidak seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen
tidak mempunyai lembaga khusus yang mengatur format, isi, aturan dalam
memilih masukan serta proses, dan penyusunan laporan keuangan. Manajer
bebas memilih informasi yang apa pun yang mereka inginkan-penyediaanya
dapat di benarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat (cost-benefit
analysis).
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.
Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
3. Jenis Informasi
Tipe informasi akuntansi manajemen :
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal, yaitu
obyek informasi (produk, departemen, aktivitas), alternatif yang akan
dipilih, dan wewenang manajer. Oleh karena itu, informasi akuntansi
manajemen dibagi menjadi tiga tipe informasi:
1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information).
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi
masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi
masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen
puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba,
pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu”, dan penentuan harga jual dalam cost type contract.
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal,
penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh
pemerintah.
2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain.
Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok, yaitu
merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara
alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi
diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya
diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan
pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan
yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential
assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting )
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam
proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan
hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab
terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis
kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka
masing-masing.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu
kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses dan
keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan
yang hendak dicapai manajemen.
Tujuan umum sistem akuntansi manajemen:
1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga pokok jasa,produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Jadi, informasi
akuntansi manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua
tahapmanajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan.
Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum (general
purposes) yang disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU). Informasi ini digunakan untuk pihak internal dan eksternal.
Informasi Akuntansi Keuangan disajikan dengan asumsi bahwa informasi
yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan kreditor,
manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili kebutuhan informasi
pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan
satu informasi seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan
bisnis perusahaan. Pada umumnya, Informasi Akuntansi Keuangan disusun
dan dilaporkan secara periodik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, Informasi
Akuntansi Keuangan disajikan dengan format yang terlalu kaku sehingga
kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari informasi keuangan adalah sebagai berikut :
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama, yaitu:
- Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan.
- Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan.
- Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.
2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
- Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen.
- Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya.
- Netralitas (neutrality), informasi keuangan yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.
Daya Banding (comparability), informasi keuangan yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.
4. Orientasi Waktu
Akuntansi keuangan lebih cenderung ke orientasi masa lalu dan dilaporkan
setelah kejadian tersebut terjadi. Meskipun akuntansi manajemen juga
dicatat dan dilaporkan setelah kejadian tersebut berlangsung. Hal
tersebut secara kuat menegaskan penyediaan informasi. Manajemen, sebagai
contoh, tidak hanya ingin tahu berapa biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi, tetapi juga ingin mengetahui biaya apa saja yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Dengan mengetahui biaya apa
saja yang digunakan untuk sebuah produksi tersebut dapat membantu
perencanaan pembelian bahan baku dan penetapan harga, disamping hal-hal
lainnya. Orientasi masa depan ini digunakan untuk mendukung perencanaan
manajerial dan pengambilan keputusan.
Dalam artikel ini banyak kritik mengatakan bahwa akuntansi manajemen telah menjadi berorientasi jangka pendek. Sebuah perusahaan membutuhkan kebenaran informasi untuk mengukur kinerja perusahaan secara efektif, oleh karena itu pada balance scorecard seharusnya tidak hanya satu laporan saja yang menjelaskan apa yang terjadi tetapi harus berdasar pada variabilitas factor kunci yang berdampak pada kinerja ekonomi perusahaan di masa yang akan datang. Dan perusahaan sering tidak melaporkan keseluruhan secara internal untuk memahami tujuan perusahaan jangka panjang. Sehingga tidak ada gambaran seluruh perusahaan, yang pada akhirnya menyebabkan krisis di akuntansi manajemen
5. Tingkat Agresi
Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, lini produk,
departemen, dan manajer. Intinya informasi yang sangat terinci di
butuhkan dan disediakan. Akuntansi keuangan di lain pihak memfokuskan
pada kinerja perusahaan secara keseluruhan dan memberikan sudut pandang
yang lebih agregat.
Ada beberapa tahap dalam mengukur kinerja internal :
1. Melaporkan pendapatan bersih atas pembelian material di garis awal
pada pelaporan manajemen dan menggunakan biaya modal untuk asset-asset.
Dalam tahap ini menggunakan dasar,laporan laba rugi perusahaan terdiri
dari beberapa komponen :
Pendapatan kotor
(-) biaya bahan baku (BBB)
Pendapatan setelah BBB
Penyesuaian pendapatan (kembalian ,diskon)
Pendapatan bersih setelah BBB
Biaya internal dan outsource
Margin operasi
Interest (cost of capital x asset bersih)
Laba bersih sebelum pajak
Pajak
Laba bersih setelah pajak
2. Untuk tujuan pengukuran kinerja internal,presentasi margin seharusnya di laporkan adalah laba bersih setelah pajak atas pendapatan bersih setelah BBB.
3. Laporan ukuran tambahan (operating leverage), yang mengukur perubahan persentase laba bersih antar dua periode atas perubahan persentase pendapatan bersih sehingga mencapai economies of scale yang positif.
4. Focus pada aktivitas outsource, seperti biaya teknologi informasi.
Ukuran dari total biaya aktivitas outsource tidak hanya yang tercantum
dalam tagihan tapi juga termasuk biayadari aktivitas internal seperti
utang dagang, pengadaan barang, dan manajemen yang diperlukan untuk
mendukung aktivitas outsource.
Sedangkan untuk elemen pelaporan eksternal bisa digambarkan sbb :
6. Keluasan
Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen meliputi aspek-aspek ekonomi manajerial, rekayasa
industry (industial reengineering), ilmu manajemen, dan juga
bidang-bidang lainnya.
sKeluasan pada akuntansi manajemen memiliki sifat objektivitas dan
keberdayaujian yang relative tidak sepenting akuntansi keuangan, karena
pada akuntansi manajemen berorientasi pada masa depan dan tidak
mempengaruhi pihak luar. Keputusan yang diambil pada akmen hanya
berdasarkan pada informasi taksiran (perkiraan atau amatan), tanpa
melihat terlebih dahulu realitas yang sebenarnya terjadi. Oleh karena
itu, keputusan yang diambil haruslah cepat sebagai tindakan yang akan
dilakukan dari hasil amatan yang diperoleh. Dengan kata lain, tindakan
yang diambil berupa tindakan preventif. Yakni, mencoba menaksir apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang pada jangka pendek, meresponnya
dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
BAB IV. KESIMPULAN
Ada beberapa isu yang dihadapi oleh para profesi. Akuntansi manajemen membutuhkan kebenaran informasi untuk pengukuran kinerja efektif. Akuntansi manajemen harus siap untuk menyediakan manajemen dengan seluruh gambaran perusahaan. Melapor kepada pihak-pihak di dalam organisasi untuk :
- Perencanaan
- Pengarahan dan pemberian motivasi
- Pengendalian
- Evaluasi kerja
- Penekanan pada pengambilan keputusan yang memengaruhi masa depan.
- Penekanan pada data yang relevan.
- Dibutuhkan informasi yang tepat waktu.
- Yang di susun adalah laporan segmen terinci mengenai departemen, produk, pelanggan, dan pegawai.
- tidak perlu mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
- Tidak bersifat wajib.
No comments:
Post a Comment