Tuesday, May 2, 2023

ECONOMIC VALUE OF TIME

 

ECONOMIC VALUE OF TIME

 

A.     Pendahuluan

 

Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakannya.

Di dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari adalh keuntungan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu bukan saja harus efektif dan efisien, namun ia juga harus didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang mendatangkan keuntungan di akhirat.[1]

 

B.     Perubahan Pada Endowment Point Dan Dampaknya Terhadap Permintaan

            Endowment point di tentukan oleh berapa besar current income dan berapa besar future income. Oleh karena itu, setiap perubahan pada curent income atau setiap perubahan pada future income akan mengubah endowment point. Dan dari endowment point inilah kita dapat menentukan budget line. Pada budget line inilah kita akan mendapatkan titik konsumsi optimal. Karena kurva permintaan di turunkan dari titik optimal pada budget line, maka setiap perubahan pada endowment point akan mengubah kurva permintaan.[2]

1.      Perubahan dalam curent income

 

a.      Peningkatan curent income

 

Bayangkanlah endowment point hafizh sebesar 1000 kg beras saat ini dan 1000 kg beras tahun depan. Secara grafis, ini di grafikkan oleh titik Y (1000,1000). Satu-satunya pedagang beras di daerah itu adalah barri. Berdasarkan pengalamannya berdagang beras, barri menawarkan beras kepada hafizh dengan rasio pt/po = 1,25. Dengan rasio ini kita dapat menggambarkan budget line hafizh. Pada budget line ini titik optimal baginya adalah mengonsumsi 800 kg beras tahun ini, dan mengonsumsi 1250 kg beras tahun depan.

Sekarang katakanlah hafizh mendapat warisan pada tahun ini sebesar 500 kg beras, artinya curent income nya menjadi 1500 kg. Secara grafis, kenaikan curent incoe akibat warisan ini telah mengubah endowment point hafizh dari titik Y (1000,1000) menjadi titik Y’ (1500,1000). Dengan rasio pt/po 1,25 maka kita dapat menggambar budget line baru dengan menggeser budget lama ke kanan sampai melalui titik endowment point baru. Pertanyaannya adalah dimana titik optimal baru? Jawabnya, wallahu a’lam. Karena titik optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utillity function, padahal kita belum pernah menggambarkan utillity function nya.[3]

 

Grafik 6.5 Dampak Perubahan Endowment Point Karena Peningkatan Current Income          

 

 


Jika bagi hafizh future goods adalah giffen goods maka titik optimal dapat terjadi pada titik upper U’. Jika bagi hafizh curent goods adalah giffen goods, maka titik optimal dapat terjadi pada titik bottom B’. Jika bagi Hafizh curent dan future goods adalah normal goods, maka titik optimal terjadi pada saat dia mengonsumsi lebih banyak current goods dan lebih banyak future goods, misalnya pada titik 0’.

Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik 0’ (1100, 1500). Dengan demikian, kita dapat menggambar kurva permintaan yang baru. Karena rasio pt/po teta 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut ini tabel untuk menggambarkan kurva permintaan beras saat ini (current goods).[4]

 

Penjual

Pt/po

Quantity demended (current goods, kg beras)

Barri

Barri

1,25

1,25

800

1100

 

b.      Penurunan Current Income        


           Bagian ini sekedar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan current income. Oleh karena itu bagian inisengaja disediakan untuk latihan. Mulailah dengan endowment point pada titik y’ dan gunakan juga asumsi pt/po- 1,25 kemudian simulasikan adanya serangan hama sehingga current income nya turun 500 gram menjadi 1000 kg beras.[5]

2.      Perubahan dalam future income

 

a.      Peningkatan future income

 

Bayangkan endowment point mutia sebesar 1000 kg jagung saat ini dan 1000 kg jagung tahun depan. Secara grafis, ini diperlihatkan oleh titik Y (1000,1000). Satu-satunya pedagang jagung didaerah itu adalah bari. Berdasarkan penglamannya beragang jagung, bari menawarkan jagung kepada  mutia dengan rasio pt/po= 1,25. Dengan rasio ini kita dapat menggambar budget line mutia. Pada budget line ini, titik optimalbagi mutia terjadi pada titik 0 (1100, 875) yaitu pola konsumsi optimal baginya adalah mengonsumsi 100 kg jagung tahun ini, dan mengkonsumsi 875 kg jagung tahun depan.

            Sekarang, katakanlah mutia di janjika oleh ayahnya mendapat ulang tahun pada tahun depan sebesar 500 kg jagung, artinya future income-nya menjadi 1500 kg. Secara grafis, kenaikan future income akibat hadiah ulang tahun ini telah mengubah endiwment point mutia dari titik Y (1000,1000) menjadi titik Y’ (1000,1500). Dengan rasio pt/po 1,25, maka kita dapat menggambar budget line baru dengan enggeser budget lama ke kanan sampai melalui titik endowment point baru. Pertanyaannya adalah dimana titik optimal baru? Jawabannya, wallahua’lam. Karena titik optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utility function-nya.

            Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik 0’ (1300,1125). Denhan demikian, kita dapat menggambar kurva permintaan yang baru. Karena rasio pt/po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut ini tabel untuk menggambarkan bagaimana pembentukan kurva permintaan beras saat ini (current goods).[6]

 

Penjual

Pt/po

Quantity demanded (current goods, kg beras)

Barri

Barri

1.25

1,25

1100

1300

 

 

 

Grafik 6.6 Dampak Perubahan Endowment Point karena Peningkatan pada Future Income

b.      Penurunan dalam current income

 

Bagian ini seledar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan future income. Oleh karena itu bagian ini sengaja di sediakan untuk latihan. Mulailah dengan endowment point pada titik Y’ dan gunakan juga asumsi pt/po = 1,25 kemudian simulasikan bahwa mutia menjanjikan hadiah ulang tahun kepada hafizh sehingga futire income-nya turun 500 kg menjadi 1000 kg beras.[7]

 

C.      Present Value Versus Provitabiliti

            Keterangan Rizki akan akan menjual kedua mobil BMW-nya yang berwarna merah dan hijau. Katakan pula Reza setuju untuk membeli mobil yang merah dengan pola pembayaran sebagai berikut:

 

Tahun ke

1

2

3

Jumlah uang (dalam ratusan rupiah)

0

0

4

 

Sedangkan malik setuju untuk membeli mobil yang hijau dengan pola pembayaran sebagai berikut:

Tahun ke

1

2

3

Jumlah uang (dalam ratus juta rupiah)

0

2

1

Kemudian katakanlah kedua mobil tersebut dibelinya seharga @ Rp 100 juta dengan uang miliknya sendiri (self-inancing).

            Adanya perbedaan pola pembayaran ini, mendorong rizki menghitung berapa return yang di perolehnya berdasarkan economic value of time. Untuk itu berdasarkan pengalaman berdagang mobil, rizki mempertimbangkan:

1.      Profit/sales

2.      Sales turn over

Menentukan rasio jual cicilan terhadap harga jual tunai (rasio Pt/Po) sebesar “pr” (profit rate) setiap tahunnya.

            Untuk dapat membandingakan profit rate dari pola pembayaran yang berbeda maka rizki harus  mengkoversijumlah pembayaran yang di terimanya pada waktu yang berlainan menjadi satu kesatuan (unit of account) yang sama yaitu profit rate dalam satuan unit Po. Untuk itu katakanlah Rizki menggunakan kriteria bahwa jumlah pembayaran yang telah memperhatikan economic value of time-nya sama dengan jumlah uang yang di keluarkannya ketika membeli. Dengan demikian rumus yang di gunakan untuk menghitung profite rate pertahun adalah:

  C=Rt+  +  + ... +

 

 


Dengan menggunakan rumus ini, rizki dapat menghitung profit rate penjualan mobilnya yang merah sebagai berikut :

              1 = 0 +  +

Secara matematis persamaan ini dapat dipecahkan dimana (1+pr)2 =4, dan pr=1. profit rate penjualan mobilnya yang hijau sebagai berikut :

              1 = 0 +  +

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan (1+pr)2 , maka didapat :

 (1+pr)2 = 1 + 2 pr + pr2 = 2 + 2 pr + 1

 Kurangi  (1 + 2pr) dari kedua sisi, maka didapat pr2 = 2, atau pr = 1,414.

Mobil

Harga beli

Pembayaran Tahun ke-

Profit rate

 

 

1

2

3

 

Merah

1

0

0

4

1

Hijau

1

0

2

1

1,414

Dari tabel ini, jelaslah bahwa pola pembayaran mobil merah memberikan profit rate yang lebih kecil di bandingkan pola pembayaran mobil hijau.

Pola pembayaran manakah yang akan dipilih oleh Rizki? Tentu yang lebih baik adalah bila kedua mobilnya dapat di jual dengan pola pembayaran mobil hijau, yaitu yang memberikan profit rate 1,414.

Sayangnya, hanya Mikail yang mau melakukan pola pembayaran seperti itu, dan sayangnya pula Mikail hanya mau membeli satu mobil yaitu yang berwarna hijau sedangkan Reza mau membeli mobil merah dengan pola pembayaran yang menghasilkan profit rate 1,0.

Pilihan Jual Mobil

Profit Rate

Keterangan

1

Hijau dan merah pada Mikail

1,414+1,414=2,828

unattainable

2

Hijau kepada Mikail, merah kepada Reza

1,414+1,0=2,414

Attainable

3

Hijau kepada Mikail

1,414

Attainable

4

Merah kepada Reza

1,0

Attainable

Untuk memaksimalkan profit rate –nya, rizki memilih pilihan ke 2 sebagai first-best solution yang dapat dicapai (attainable).. Sedangkan pilihan ke-1, meskipun mempunyai profit rate yang lebih tinggi, bukan merupakan solusi karena tidak dapat dicapai (attainable) .[8]



[1] Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 111.

[2] Ibid, hlm.121.

[3] Ibid, hlm. 122.

[4] Ibid, hlm.122.

[5] Ibid, hlm.123.

[6] Ibid, hlm.123-124.

[7] Ibid, hlm.124-125.

[8] Ibid, hlm. 125-131.

No comments:

Post a Comment

MANAGEMEN PEMASARAM BANK

  BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Lembaga keuangan perbankkan dalam kinerja untuk kesuksesan baik manajemen maupun operasiona...