BAB I
pendahuluan
allahdulillah, kita oatut
bersyukur pada allal yang telah memberi nikmat, sehingga saya bisa menyelesikan
makalah ini Salahuddin Ayyubi (1137–1193) (Salah al Din Yusuf Ibn
Ayyub; (صلاه الدين يوسف ابن ايوب) mendirikan
Dinasti Ayyubid bangsa Kurdi di Mesir dan Suriah. Dia juga terkenal di
kalangan Nasrani dan Muslim dengan kemampuannya sebagai pemimpin perang dan
keahliannya dalam peperangan yang disertai juga dengan sifat kesateriaan dan
belas kasihannya semasa Perang Salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah
seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan
dalam kitab hadits Abu Dawud, ini merupakan cerita pendeknya, semoga dengn
membaca makalah ini iman kita akan Bertambah,,, Aaaaaaaaaaaaamiiiiiiin!
BAB II
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM
PADA MASA KEKUASAAN DINASTI AYYUBIYAH DI MESIR (1137 – 1193 M)
1.
Latar Belakang Berdirinya dinasti Ayyubiyah
Ayyubiyah adalah sebuah
dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman, irak, mekah, hejaz
dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh salahuddin alayyubi pada tahun 1174M.
nama lengkapnya adalah salahuddin yusuf ibn ayyub ia berasal dari suku kerdi
hadzbani, ia adalah putra najmudin ayyub dan keponakan asaddudin syirkuh.
Najmudin ayub dan asadudin syirkuh hijrah dari kampung halamanya didekat danau
fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir dibenteng takrit pada tahun 532H atau
1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit, pada saat itu ayah dan
pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang gubernur seljuk untuk kota
mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah balbek, libanon pada
tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi gubernur balbek dan menjadi
abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah salahudin
menekuni teknik dan strategi perang serta politik. Selanjutnya dia mempelajari
teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus, dalam lingkungan istana
nuruddin.
2. Biografi
Tokoh Salahuddin Al-Ayyubi
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal
dari bangsa Kurdi Ayahnya
Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuhhijrah
(migrasi) meninggalkan kampung
halamannya dekat
Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di
benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya
menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi
kepada 1Imaduddin Zanky,
gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut
wilayah 1Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M,
Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi
pembantu dekat Raja Suriah 1Nuruddin Mahmud.
Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni
teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan
pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun,
dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi
seorang wazir (konselor).
Bersama dengan pamannya,
salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H (1164-1168M).
mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin syirkuh
diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya
meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada
tahun 1169M. disana, ia mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan
melawan penyerbuan dari kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada
seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan
salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang
melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara mengakuinya
sebagai penggganti pamannya.
3. Masa
pemerintahan dinasti ayyubiyah
Pada awal kedudukannya
sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol syiaha pada
pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal pada tahun
1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada khalifah abbasiyah (al
mustadi) dibagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim fathimiyah di
kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari syiah menjadi
sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia memerintahkan
salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan
mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan mesir oleh
salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi pembentukan
mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi, sebelumnya
mazhab syafiiyah yang berlaku didinasti fatiniyah. Keberhasilan tersebut
mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam mengsolidasikan
kekuatannya, ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan ekspansi kewilayah
lain. Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun 1173M. taqiyuddin,
keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di dimyat. Adapun
syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir hulu. Dari mesir,
salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya menjadi sebuah
kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus kemudian alippo
tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada masa pemerintahan
salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh pasukannya diperkuat
oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga membangun tembok kota diakiro dan
bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal perekonomian, ia bekerja
sama dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakan
perdaganggan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan
sistem perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan gerakan offensif
(penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut al quds (jerussalem) dari tangan
tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di hittin. Akhirnya pasukannya
berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini berarti jerussalem dapat
dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan puluh tahun
dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang frank
tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah
dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun 1189-1192M
namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah perang berakhir
salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan salahuddin dalam
merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum salib dari baitul
makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah menghabiskan
kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di
damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun memerintah sebelum
meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Oleh
karena itu, pengendalian dari pusat tetap berada dibawah kekuasaan almalik al
adil (saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi imperiumnya menjadi
sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan kerajaan mousul sesuai
dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan keluarga
raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan, karena
dengan loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai imperium.
Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang telah
berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta kepada
pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah secara khusus
enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan salib. Mereka
lebih memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan mulai melemah
akhirnya pada masa pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang bertempat di
Diyar bakr dan al jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum dan dinasti
khiwarazim syah. Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem kepada kaisar
fredrick II yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi mesir dan
syiria. Oleh karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali dikuasai oleh
kekuatan kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni pada tahun
1238M, dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan intern
pemerintah.
4.
Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah
Runtuhnya dinasti ayyubiyah
dimulai pada masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa pemerintahan ash
shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang berhasil merebut
kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang
salib ke enam yang dipimpin ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih
meninggal pada tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat
ad durr sebagai sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti
ayyubiyah dimesir. Meskipun demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah.
Pada tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam
dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut,
qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz
mengambil alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan
dinasti ayyubiyah.
5. perkembangan
dinasti ayyubiyah.
Ilmu Pengetahuan Pada Masa
Dinasti Ayyubiyah
Sebagaimana dinasti-dinasti
sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang gemilang dibidang
ilmu pengetahuan diantaranya.
A. Bidang
pendidikan
Pemerintahan dinasti
ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus sebagai kota pendidikan hal ini ditandai
dengan dibangunnya dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M dan madrasha ash
shauhiyyaha pada tahun 1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun untuk
mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab hukum
sunni. Adapun madrasha ash shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran empat
mazhab.
B. Bidang
arsitektur
Kemajuan dalam bidang
arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan masjid dibeirut
yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
C. Bidang
filsafat dan keilmuan
Bukti kongkrit dari kemajuan
filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah adalah adelasd of bath,
karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang
kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan sebuah rumah sakit bagi
orang yang menderita cacat pikiran.
D. Bidang
industri
Kemajuan dinasti ayyubiyah
dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang siriya yang
lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain
dan pabrik gelas.
E. Bidang
ekonomi dan perdagangan
Dalam hal perekonomian
dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia
juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan
menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan, dinasti ini membawa
pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Dieropa terdapat
perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional
melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdangan sudah mengguakan
sistem kredit, bank termasuk Letter of Credit (lc), bahkan ketika itu sudah ada
uang yang terbuat dari emas. Selain itu juga dimulai percetakan mata uang
dirham campuran (fulus). Percetakan fulus yang merupakan mata uang dari tembaga
dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad al kamil ibn al adil al ayyubi,
percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap
barang-barang yang tidak signifikan denga rasio 48 fulus untuk setiap
dirhamnya.
F. Bidang
militer
Pada masa pemerintahan
salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya diperkuat
oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun tembok kota di kairo
dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki alat-alat perang
seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai
kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya perang salib
membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan dan
intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
G. Bidang
kebudayaan
Salahuddin al ayyubi menjadi
tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu perayaan hari lahir nabi
Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid. Maulud
atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti tahun dan bermakna seperti
pada istilah ulang tahun.
6. Sebab-Sebab
Terjadinya Perang Salib
Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292 M) ialah suatu peperangan yang
dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan untuk
membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan umaat
Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ± 200 tahun, terdiri
atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari pihak
Islam maupun pihak Kristen.
Peperangan tersebut dinamakan
Perang Salib karena tentara Kristen memakai lambang Salib dalam rangka
mempersatukan umat Kristen untuk menghadapi umat Islam. Sebenarnya Perang Salib
ini bukanlah semata-mata perang agama tetapi ada latar belakang lain yang
mempengaruhinya, antara lain
Pertama, Perebutan
kekuasaan antara Timur dan Barat yang berlangsung sejak zaman Rumawi di Barat,
dan Persia (Sekarang Iran) di Timur, padahal Persia dahulu dikenal beragama
Majusi.
Kedua, Agama
Kristen berkembang pesat di Eropa setelah Paus Paulus mengalihkan kiblatnya ke
Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat kelahirannya di Timur.
Kemudian datang agama Islam menghancurkan penjajahan Eropa yang bertopeng agama
Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu
dengan menguasai Andalusia (Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur.
Dengan masuknya Islam ke Eropa maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan
untuk menghadapi kekuasaan Islam.
Ketiga, Di
bidang perdagangan Eropa ingin sekali menguasai kembali pelabuhan-pelabuhandi
laut Tengah, sehingga mereka dapat menguasai perdagangan antara Timur dan
Barat.
Keempat, Sebagian
pembesar Eropa ingin menguasai tanah-tanah yang subur di negara Timur, untuk
itu mereka memberikan peluang kepada budak-budak untuk memerdekakan diri dengan
jalan ikut Perang Salib.
Kelima, Para
peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama berada di Palestina. Mereka
membawa obor dan pedang serta pasukan pengawal yang bersenjata lengkap, sering
menimbulkan kerusuhan di antara mereka. Untuk lebih menganmankan suasana,
penguasa Islam melarang peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan
itu mereka anggap sebagai suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi
sebagian dari peziarah itu terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin menghapus
dosanya. Para pemimpin agama Kristen mengeluarkan pernyataan yang
mengatakan bahwa para penjahat tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka
melakukan ziarah ke Baitul Maqdis.
7. Meneladani
Sipat-Sipat Shalahuddin Al Ayyubi,
Pahlawan Islam Dari Seratus Medan Pertempuran (1137 – 1193 M) SULTAN
SALAHUDDIN AL-AYYUBI,
Namanya telah terpateri di
hati sanubari pejuang Muslim yang memiliki jiwa patriotik dan heroik, telah
terlanjur terpahat dalam sejarah perjuangan umat Islam karena telah mampu
menyapu bersih, menghancurleburkan tentara salib yang merupakan gabungan pilihan
dari seluruh benua Eropa.
Konon guna membangkitkan kembali ruh
jihad atau semangat di kalangan Islam yang saat itu telah tidur nyenyak dan
telah lupa akan tongkat estafet yang telah diwariskan oleh Nabi Muhammad saw.,
maka Salahuddinlah yang mencetuskan ide dirayakannya kelahiran Nabi Muhammad
saw. Melalui media peringatan itu dibeberkanlah sikap ksatria dan
kepahlawanan pantang menyerah yang ditunjukkan melalui “Siratun Nabawiyah”.
Hingga kini peringatan itu menjadi tradisi dan membudaya di kalangan umat
Islam.
Jarang sekali dunia menyaksikan sikap
patriotik dan heroik bergabung menyatu dengan sifat perikemanusian seperti yang
terdapat dalam diri pejuang besar itu. Rasa tanggung jawab terhadap agama
(Islam) telah ia baktikan dan buktikan dalam menghadapi serbuan tentara ke
tanah suci Palestina selama dua puluh tahun, dan akhirnya dengan kegigihan,
keampuhan dan kemampuannya dapat memukul mundur tentara Eropa di bawah pimpinan
Richard Lionheart dari Inggris.
Hendaklah diingat, bahwa Perang Salib
adalah peperangan yang paling panjang dan dahsyat penuh kekejaman dan kebuasan
dalam sejarah umat manusia, memakan korban ratusan ribu jiwa, di mana topan
kefanatikan membabi buta dari Kristen Eropa menyerbu secara menggebu-gebu ke
daerah Asia Barat yang Islam.
Seorang penulis Barat berkata,
“Perang Salib merupakan salah satu bagian sejarah yang paling gila dalam
riwayat kemanusiaan. Umat Nasrani menyerbu kaum Muslimin dalam ekspedisi
bergelombang selama hampir tiga ratus tahun sehingga akhirnya berkat kegigihan
umat Islam mereka mengalami kegagalan, berakibat kelelahan dan keputusasaan.
Seluruh Eropa sering kehabisan manusia, daya dan dana serta mengalami
kebangkrutan sosial, bila bukan kehancuran total. Berjuta-juta manusia yang
tewas dalam medan perang, sedangkan bahaya kelaparan, penyakit dan segala
bentuk malapetaka yang dapat dibayangkan berkecamuk sebagai noda yang melekat
pada muka tentara Salib. Dunia Nasrani Barat saat itu memang dirangsang ke arah
rasa fanatik agama yang membabi buta oleh Peter The Hermit dan para pengikutnya
guna membebaskan tanah suci Palestina dari tangan kaum Muslimin.
BAB II
PENUTUP
A.
kesimpulan
dari sejarah ini, banyak yang kita pelajari, mulai dari
perjuangan, pengorbanan, harapan, hingga mengorbankan nyawa untuk memperjuangkan
agama islam, dari yahudi dan nasrani.
sungguh tokoh yang harus patut kuta contoh, dari kecil tlah
belajar mencintai negara, agama, dan akidahnya, hingga ia bisa menaklukan
beberapa negara, perang salib pun, beliau jadi komandan yang paling depan untuk
memerangi umat yang mau menghancurkan umat islam.
No comments:
Post a Comment