Batik Solo
Sido Asih
Kategori: Motif Kain
Elemen Budaya: Motif Kain
Provinsi: Jawa Tengah
Asal Daerah: Solo
Elemen Budaya: Motif Kain
Provinsi: Jawa Tengah
Asal Daerah: Solo
Batik Solo
Sido Asih
Secara
filosofis Sidoasih memiliki makna kehidupan manusia yang penuh dengan kasih
sayang. Melambangkan kehidupan yang harmonis untuk mencapai kentraman dunia
maupun di akhirat. Makna dari motif Batik Solo yang satu ini merupakan harapan
agar manusia memiliki rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
Motif
Sidoasih sama dengan motif Batik Solo kebanyakan yang juga dikenakan pada
upacara perkawinan. Sidoasih biasanya menjadi busana malam pengantin. Motif ini
mengandung doa agar kehidupan rumah tangga pasangan tersebut selalu dipenuhi
dengan kasih sayang, saling mencintai, dan keromantisan.
Disisi
lain, batik Solo sido asih memiliki bentuk geometris berpola segi empat.
Motif ini memiliki arti keluhuran. Dengan menggunakan motif ini berarti
pengguna mengharapkan kebahagiaan hidup. Motif Sido asih dikembangkan setelah
masa pemerintahan SISKS PB IV di kerajaan Surakarta.
Makna
Motif
geometris berpola dasar bentuk-bentuk segi empat ini memiliki arti keluhuran.
Saat mengenakan kain Sido Asih, berarti seseorang mengharapkan kebahagiaan
hidup. Motif ini dikembangkan setelah masa pemerintahan SISKS PB IV di keraton
Surakarta.
Membuat batik tulis merupakan
salah satu teknik membatik yang dilakukan secara manual. Teknik ini termasuk
yang paling tua jika dibandingkan dengan teknik batik lainnya. Proses
pengerjaannyapun biasanya akan membutuhkan waktu yang cukup lama, karena semua
dikerjakan denga tangan yang butuh kehati-hatian, ketelitian, kesabaran
dan ketekunan.
Batik tulis menjadi salah satu
kerajinan tangan yang cukup diminati oleh para eksekutif. Jenis batik ini di
pasaran bisa dibilang paling mahal jika dibandingkan dengan jenis batik lain,
apalagi yang pengerjaanya hanya menggunakan teknik cap ataupun printing. Hingga
saat ini jenis batik tulis termahal adalah batik tulis yang menggunakan bahan
kain sutera dengan menggunakan pewarna alam.
Proses pembuatan batik tulis
Untuk membuat batik tulis,
beberapa alat yang digunakan dalam diantaranya adalah aneka canting
batik, malam/lilin batik,
kompor minyak, wajan, gawangan dan lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan bisa
menggunakan kain mori ataupun kain sutera. Adapun urutan proses membuat batik
tulis adalah sebagai berikut :
1. Nyoret – Menggambar Pola Batik
Proses pengerjaan batik tulis
dimulai dari Nyoret, yakni menggambar pola motif batik pada kain mori
dengan menggunakan pensil. Proses menggambar pola motif batik ini bisa dibilang
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang baik. Orang yang menggambar
harus benar-benar paham tentang berbagai pola motif batik, mampu membuat
komposisi dan anatomi motif yang bagus, dan bisa memperkirakan hasil kain batik
yang dibuat.
Bagi para pemula, untuk dapat menghasilkan
gambar pola motif batik pada kain yang baik, biasanya pola motif batik tersebut
dirancang terlebih dahulu di atas kertas. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan saat menggambar diatas kain.
2. Nglowongi – Melukis Pola Batik Menggunakan Malam/Lilin
Setelah kain mori digambar pola
motif batik menggunakan pensil, proses selanjutnya kain tersebut dilukis
menggunakan malam klowong dengan alat canting. Malam/lilin yang telah
dipanasi ini ditorehkan pada kain dengan megikuti pola yang sudah dibuat.
Proses dasar melukis pola dengan malam ini juga biasa disebut dengan
nama Ngrengrengi karena menggunaka canting Rengrengan, atau
juga disebut Nglowongi karena menggunakan malam klowong.
Proses Nglowongi ini
untuk membentuk outline motif batik. Bagian outline yang tertutup
malam/lilin nantinya tidak akan tersentuh oleh warna ketika kain diwarnai.
Apabila malam diorot (dikelupas) maka akan menghasilkan warna putih kain,
sedangkan kain yang tidak terkena malam akan memunculkan warna sesuai yang
diinginkan.
3. Proses Mewarnai Kain Batik
Kain batik yang telah digambar
menggunakan malam, proses selanjutnya adalah mewarnai kain batik tersebut.
Adapun teknik pewarnaanya bisa dicelup (teknik soga) ataupun menggunakan teknik
colet. Jika menggunakan teknik celup maka semua kain akan dicelupkan pada wadah
besar yang telah diberi pewarna. Jika menggunakan teknik colet maka kain
batik dibentangkan secara horisontal kemudian dicolet pewarna dengan
menggunakan kuas atau alat lain.
Pewarnaan kain batik dengan
teknik colet banyak dilakukan oleh para pengrajin batik jika kain batik
tersebut dirancang memiliki banyak warna. Dengan cara mengoleskan pewarna pada
bidang-bidang motif batik, pengrajin tidak perlu lagi memberi malam pada kain
batik setelah diwarna. Kain tinggal diberi penguat warna, kemudian malam bisa
langsung dilorot atau dilepaskan dari kain.
Keuntungan menggunakan teknik
celup adalah warna yang akan dimunculkan pada kain batik bisa lebih merata dan
lebih mudah. Sedangkan kelemahan menggunakan teknik celup adalah ketika akan
membutuhkan warna lain maka dibutuhkan proses nemboki kain dengan
malam.
Dalam mewarnai kain batik tulis
dengan teknik celup, kain bisa dimulai dari warna yang paling muda. Hal ini
dimaksudkan agar ketika membutuhkan warna yang lebih gelap pada kain batik
mudah untuk dilakukan. Jika sejak awal mewarnai batik menggunakan warna gelap,
maka ketika membutuhkan warna terang akan sangat kesulitan.
proses
batik dua warna
Gambar diatas merupakan contoh
proses pewarnaan dua warna jika menggunakan teknik celup.
- Gambar A1 : Kain yang telah diberi malam dan diwarna kuning sebagai dasar.
- Gambar B1: Kain yang telah diwarna kuning ditambahi motif dengan malam.
- Gambar C1: Setelah diberi motif kemudian diwarna yang lebih gelap.
- Gambar D1: Kain batik dilorot malamnya menghasilkan motif dua warna.
Bahan pewarna yang sering
dipakai untuk membuat batik tulis biasanya terdiri dari Bahan pewarna alami dan
ada juga yang menggunakan bahan pewarna sintetis.
4. Proses Melorot Malam Batik
Setelah proses pewarnaan telah
dilakukan dan sudah diberi penguat warna, proses selanjutnya adalah melorot
kain batik. Proses melorot ini berfungsi untuk melepaskan malam/lilin batik
yang menempel pada kain. Adapun cara melorot adalah dengan memasak air hingga
mendidih kemudian kain dimasukkan dalam air tersebut. Sistem kerja pada proses
ini adalah; malam/lilin yang menempel pada kain tidak tahan terhadap panas,
sehingga jika ia kena panas maka ia akan meleleh dan terlepas dari kain batik.
Proses membuat batik tulis
memang lebih rumit, baik saat menggambar dengan malam maupun saat
mewarnai. Meski demikian batik tulis memiliki nilai seni yang tinggi dan harga
biasanya akan lebih mahal.
Pembuatan batik memang banyak
caranya, selain menggunakan teknik batik tulis juga terdapat teknik lainnya
yaitu membuat batik dengan teknik cap, teknik ikat celup dan teknik batik
printing.
No comments:
Post a Comment