Saturday, March 4, 2017

BATIK SOLO SIDO ASIH



Batik Solo Sido Asih
Kategori: Motif Kain
Elemen Budaya: Motif Kain
Provinsi: Jawa Tengah
Asal Daerah: Solo
Batik Solo Sido Asih
Secara filosofis Sidoasih memiliki makna kehidupan manusia yang penuh dengan kasih sayang. Melambangkan kehidupan yang harmonis untuk mencapai kentraman dunia maupun di akhirat. Makna dari motif Batik Solo yang satu ini merupakan harapan agar manusia memiliki rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
batik solo sido asih
Motif Sidoasih sama dengan motif Batik Solo kebanyakan yang juga dikenakan pada upacara perkawinan. Sidoasih biasanya menjadi busana malam pengantin. Motif ini mengandung doa agar kehidupan rumah tangga pasangan tersebut selalu dipenuhi dengan kasih sayang, saling mencintai, dan keromantisan.
Disisi lain, batik Solo sido asih memiliki  bentuk geometris berpola segi empat. Motif ini memiliki arti keluhuran. Dengan menggunakan motif ini berarti pengguna mengharapkan kebahagiaan hidup. Motif Sido asih dikembangkan setelah masa pemerintahan SISKS PB IV di kerajaan Surakarta.
 Makna
Motif geometris berpola dasar bentuk-bentuk segi empat ini memiliki arti keluhuran. Saat mengenakan kain Sido Asih, berarti seseorang mengharapkan kebahagiaan hidup. Motif ini dikembangkan setelah masa pemerintahan SISKS PB IV di keraton Surakarta.


Membuat batik tulis merupakan salah satu teknik membatik yang dilakukan secara manual. Teknik ini termasuk yang paling tua jika dibandingkan dengan teknik batik lainnya. Proses pengerjaannyapun biasanya akan membutuhkan waktu yang cukup lama, karena semua dikerjakan denga tangan yang butuh kehati-hatian, ketelitian, kesabaran dan ketekunan.
Batik tulis menjadi salah satu kerajinan tangan yang cukup diminati oleh para eksekutif. Jenis batik ini di pasaran bisa dibilang paling mahal jika dibandingkan dengan jenis batik lain, apalagi yang pengerjaanya hanya menggunakan teknik cap ataupun printing. Hingga saat ini jenis batik tulis termahal adalah batik tulis yang menggunakan bahan kain sutera dengan menggunakan pewarna alam.

Proses pembuatan batik tulis

Untuk membuat batik tulis, beberapa alat yang digunakan dalam diantaranya adalah aneka canting batik, malam/lilin batik, kompor minyak, wajan, gawangan dan lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan bisa menggunakan kain mori ataupun kain sutera. Adapun urutan proses membuat batik tulis adalah sebagai berikut :

1. Nyoret – Menggambar Pola Batik

Proses pengerjaan batik tulis dimulai dari Nyoret, yakni menggambar pola motif batik pada kain mori dengan menggunakan pensil. Proses menggambar pola motif batik ini bisa dibilang pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang baik. Orang yang menggambar harus benar-benar paham tentang berbagai pola motif batik, mampu membuat komposisi dan anatomi motif yang bagus, dan bisa memperkirakan hasil kain batik yang dibuat.
Bagi para pemula, untuk dapat menghasilkan gambar pola motif batik pada kain yang baik, biasanya pola motif batik tersebut dirancang terlebih dahulu di atas kertas. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan saat menggambar diatas kain.

2. Nglowongi – Melukis Pola Batik Menggunakan Malam/Lilin

Setelah kain mori digambar pola motif batik menggunakan pensil, proses selanjutnya kain tersebut dilukis menggunakan malam klowong dengan alat canting. Malam/lilin yang telah dipanasi ini ditorehkan pada kain dengan megikuti pola yang sudah dibuat. Proses dasar melukis pola dengan malam ini juga biasa disebut dengan nama Ngrengrengi karena menggunaka canting Rengrengan, atau juga disebut Nglowongi karena menggunakan malam klowong.
Proses Nglowongi ini untuk membentuk outline motif batik. Bagian outline yang tertutup malam/lilin nantinya tidak akan tersentuh oleh warna ketika kain diwarnai. Apabila malam diorot (dikelupas) maka akan menghasilkan warna putih kain, sedangkan kain yang tidak terkena malam akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan.

3. Proses Mewarnai Kain Batik

Kain batik yang telah digambar menggunakan malam, proses selanjutnya adalah mewarnai kain batik tersebut. Adapun teknik pewarnaanya bisa dicelup (teknik soga) ataupun menggunakan teknik colet. Jika menggunakan teknik celup maka semua kain akan dicelupkan pada wadah besar yang telah diberi pewarna. Jika menggunakan teknik colet maka kain batik dibentangkan secara horisontal kemudian dicolet pewarna dengan menggunakan kuas atau alat lain.
Pewarnaan kain batik dengan teknik colet banyak dilakukan oleh para pengrajin batik jika kain batik tersebut dirancang memiliki banyak warna. Dengan cara mengoleskan pewarna pada bidang-bidang motif batik, pengrajin tidak perlu lagi memberi malam pada kain batik setelah diwarna. Kain tinggal diberi penguat warna, kemudian malam bisa langsung dilorot atau dilepaskan dari kain.
Keuntungan menggunakan teknik celup adalah warna yang akan dimunculkan pada kain batik bisa lebih merata dan lebih mudah. Sedangkan kelemahan menggunakan teknik celup adalah ketika akan membutuhkan warna lain maka dibutuhkan proses nemboki kain dengan malam.
Dalam mewarnai kain batik tulis dengan teknik celup, kain bisa dimulai dari warna yang paling muda. Hal ini dimaksudkan agar ketika membutuhkan warna yang lebih gelap pada kain batik mudah untuk dilakukan. Jika sejak awal mewarnai batik menggunakan warna gelap, maka ketika membutuhkan warna terang akan sangat kesulitan.
teknik membatik dua warna - batik tulisproses batik dua warna
Gambar diatas merupakan contoh proses pewarnaan dua warna jika menggunakan teknik celup.
  • Gambar A1 : Kain yang telah diberi malam dan diwarna kuning sebagai dasar.
  • Gambar B1: Kain yang telah diwarna kuning ditambahi motif dengan malam.
  • Gambar C1: Setelah diberi motif kemudian diwarna yang lebih gelap.
  • Gambar D1: Kain batik dilorot malamnya menghasilkan motif dua warna.
Bahan pewarna yang sering dipakai untuk membuat batik tulis biasanya terdiri dari Bahan pewarna alami dan ada juga yang menggunakan bahan pewarna sintetis.

4. Proses Melorot Malam Batik

Setelah proses pewarnaan telah dilakukan dan sudah diberi penguat warna, proses selanjutnya adalah melorot kain batik. Proses melorot ini berfungsi untuk melepaskan malam/lilin batik yang menempel pada kain. Adapun cara melorot adalah dengan memasak air hingga mendidih kemudian kain dimasukkan dalam air tersebut. Sistem kerja pada proses ini adalah; malam/lilin yang menempel pada kain tidak tahan terhadap panas, sehingga jika ia kena panas maka ia akan meleleh dan terlepas dari kain batik.
Proses membuat batik tulis memang lebih rumit, baik saat menggambar dengan malam maupun saat mewarnai. Meski demikian batik tulis memiliki nilai seni yang tinggi dan harga biasanya akan lebih mahal.
Pembuatan batik memang banyak caranya, selain menggunakan teknik batik tulis juga terdapat teknik lainnya yaitu membuat batik dengan teknik cap, teknik ikat celup dan teknik batik printing.



No comments:

Post a Comment

MANAGEMEN PEMASARAM BANK

  BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Lembaga keuangan perbankkan dalam kinerja untuk kesuksesan baik manajemen maupun operasiona...